Langsung ke konten utama

What a Life - Being understood

Manusia itu makhluk sosial. It's impossible to us to not helping each other. "each other" itu berarti saling. jadi ga hanya satu orang yang selalu give yang lain cuma take aja. Hubungannya adalah saling jadi give and take satu sama lain. Kadang terpikir sama keset yang udah lusuh, dia selalu ada didepan pintu tapi ga pernah dibersihin. Dia cuman jadi part give aja. Orang lain tau dia ada disitu buat bantu bersihin kaki, tapi dia ga pernah dimengerti kalo dia juga butuh dibersihin. Konotasinya keset banget yah haha

Pernah ga si berada di kondisi dimana semua hal yang kamu usahain dan lakuin ga berjalan sesuai rencana. Even semua hal bergerak kontra ke kamu dan sama sekali ga ada yang mengerti. Suck banget ga sih. Contohnya nih, ada Bos yang pengen kita selalu fast respon tapi ketika kita udah usahain mati-matian kerjaan kita, respon mereka tuh biasa aja. kadang udah seharian kita kerja keras, eh finishingnya mereka bilang besok aja. pas kita lagi gabisa fast respon karena beberapa kesibukan yang lain, dinyinyirin. What a life.

Kalo kalian nemu bos kayak gitu, mending sholawatin aja biar kalian segera dapet tempat yang baru. Aku memilih untuk meninggalkan hal yang bikin aku ga bahagia, daripada bertahan di lingkungan yang toxic. Tapi butuh usaha keras memang untuk meraih hal yang bener-bener kita pengenin. Sedikit egois memang lebih kayak mementingkan diri sendiri, but kalo bukan kamu yang prioritasin diri kamu, mau siapa lagi?

Pernah denger kata ajaib ga?

Yes! "Tolong", "Terimakasih", dan "Maaf"

Just for your understanding, 3 kata ini ga bikin posisi kamu jadi lebih rendah atau lebih tinggi dari orang lain. You just be more human sebenarnya kalo kamu bisa nempatin 3 kata ini ke bahasa keseharian kamu. Kadang suka heran sama orang-orang yang sebenernya butuh bantuan kita tapi mereka gamau untuk inisiatif approaching ke kita. Misalkan nih kamu lagi belajar aplikasi baru, you should have to be initiative to share what you do with those apps. Misal kamu kesulitan, ya tanya aja ke yang kamu rasa lebih tau. "Eh guys, tolong ajari aku part ini dong, aku kurang paham nih". Just be honest daripada malu bertanya sesat di jalan. Dan please jangan lupa untuk say "Thanks" ketika mereka ngasih bantuan ke kamu.

Maaf jika ocehanku kali ini membuat kalian ga nyaman, tapi emang kata ajaib ini penting banget diterapin di kehidupan kita yang hampir semuanya digital. Kadang kata-kata di chat/tulisan itu bisa bikin orang lain ngerasa ga nyaman sama kita. Beda kalau jaman dulu yang semuanya harus ketemu langsung, meeting sekarang bisa via zoom, negosiasi bisa via chat yang hanya cuma bisa dibaca tanpa bisa menyampaikan intonasi kita ke receiver.

Being friendly will not make you inferior to others.  😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan dari Bojonegoro ke Kampung Inggris (Via Babat)

sumber:google                Perjalanan dari Bojonegoro ke Kampung Inggris Pare dimulai pukul 10.30, aku berangkat dari rumahku, Desa Kalitidu. Tepat pukul 11.00 aku sampai di Terminal Bojonegoro via angkot. Sebenernya udah terlalu siang dan aku berangkat sendiri dari rumah dengan membawa satu koper dan satu ransel. Ini kali pertama aku pergi ke kota Kediri. Dari dulu pengen banget ngisi waktu libur ke pare, pengen ngerasain gimana belajar bahasa disini. Tapi setiap liburan malah isinya jualan dipasar, kelas enterpreneurship by Mom Hehe.. Balik lagi ke terminal Bojonegoro, dari situ aku naik bus jurusan Babat. Sebelumnya aku udah googling gimana cara nyampe ke Pare dari Bojonegoro dan alhamdulillah dapet pencerahan dari blog.... kuikuti aja petunjuknya. Ongkos bus Bojonegoro-Babat 8.000.  Just info  aja busnya lumayan nyaman buat kalian yang belum pernah naik bus jurusan Surabaya. Sampai di Babat aku langsung disambut dengan babak-bapak tukang angkot. Si bapak nawarin ak

Pengalaman Rekrutmen PCPM Bank Indonesia

Hallo jobseekers, entah siapa yang baca, tapi ini aku tulis berdasarkan pengalaman yang udah aku jalanin 3 tahun terakhir khususnya waktu apply Rekrutmen Bank Indonesia jalur PCPM. WOW Kedengarannya keren sih ya kenapa berani nge- apply di rekrutmen warbiasah macam PCPM ini. Karena…. “namanya juga usaha”. Beberapa temen kasih motivasi, beberapa temen bilang “wah aku mah ga berani”. Tapi let’s check this out. Jadi, BI ini hampir tiap tahun, kalo aku amatin tiap akhir tahun sekitar bulan September selalu buka rekrutmen jalur PCPM. Apa itu PCPM? Jadi PCPM yang merupakan singkatan dari Pendidikan Calon Pegawai Muda ini merupakan salah satu jalur penerimaan pegawai yang dipersiapkan untuk menjadi pimpinan di Bank Indonesia. Melalui jalur PCPM, mereka yang terjaring dipersiapkan menjadi calon-calon pemimpin masa depan Bank Indonesia. Oke kita lanjut ke cerita detailnya berdasarkan pengalaman eike. Pertama daftar PCPM BI adalah waktu aku baru aja dapet SKL (Surat Keterangan

Resolusi

Ga kerasa banget udah tahun 2018. Satu tahun yang super wonderful  terlewatkan mostly dengan pekerjaan dan focus on my family. Beberapa kali ada niatan untuk meninggalkan pekerjaan, namun entah mengapa kuurungkan niatku. Makin kesini aku semakin mencintai pekerjaanku, Alhamdulillah. Di satu sisi karena cinta pekerjaan, disisi lain pekerjaan ini adalah alasan supaya aku bisa tetap tinggal di Bojonegoro menjaga kedua orang tua. Tak sedikit kawan yang bertanya mengenai lowongan pekerjaan di tempatku bekerja karena ingin dekat dengan orang tua. Sedikit teguran kepada diri sendiri untuk selalu bersyukur bisa dapetin kerjaan ini. Kalo kata temenku “ urip iku sawang sinawang ”, kadang kita melihat orang lain lebih beruntung dari kita padahal realitanya bisa jadi tidak demikian. Aku sering berpikir tentang teman-teman yang  bekerja di perusahaan yang bagus di kota besar akan bisa explore ilmu lebih banyak dan semuanya serba keren, namun siapa sangka beberapa dari mereka tidak merasa demikian